Setahun memang bukan waktu yg singkat untuk berteman jika kita menghitungnya tiap jam. Tapi, setahun tetaplah singkat untuk mengenal lebih jauh sebuah perjuangan.
Di sebuah sekolah besar seperti "batu karang", hanya kesempurnaan yang dituntut..... daya tahan yang cukup untuk bekerja.... ketahanan akan penderitaan yang tak boleh sirna hanya oleh tangis....
Aku tidak pernah menyangkali, jika saat aku di sana, aku belajar banyak....aku menyebutnya sebagai "touchstone".... entah itu batu loncatan atau batu sentuhan sebelum aku tahu hal yg lebih besar lagi. Mengapa aku percaya akan hal yang lebih besar..... di tempat inilah aku melihat bagaimana sebuah kepemimpinan yang konyol, namun selalu terselamatkan oleh ketekunan dan keteguhan para pengikutnya.
Di tempat inilah aku nyata-nyata melihat, sebuah pemeliharaan Tuhan yang luar biasa.
Pengikut dengan latar belakang kebutuhan akan keuangan dan dengan impian sebagai tenaga pengajar.
Awalnya ingin aku pahami, bagaimana seorang pemimpin seperti itu, para pengikutnya masih dapat bertahan. Seorang pemimpin seharusnya memberi inspirasi bagi pengikutnya sebagai motor penggerak mengerjakan visi dan misi. Namun sayang tidak terjadi demikian.
Bayangakan, setiap pagi.... sang pemimpin hanya mencela dan menganggap semua anak buahnya adalah para pecundang yang hanya mencari keuntungan diri sendiri. Kemudian koordinasi yang dilakukan hanyalah peringatan2 tentang kesalahan dan ancaman2 tentang pelanggaran.
Hari-hari ibarat beban menekan pundak dan pikiran apatis tentang diri. Namun yang terhebat adalah bagaimana para pengikut itu saling menyembuhkan, saling menguatkan, saling melindungi, saling menutupi, saling mengingatkan dan saling menghiburkan....
Memang tidak sempurna keterkaitan mereka, ada pula yang munafik, cari selamat sendiri, atau saling menyikut pun ada.... tapi satu atau dua terang saja hadir di antara mereka, maka hal positif pun tak terelakkan.
Sebenarnya banyak hal negatif yg tercipta, sikap pemimpin yg negatif itu sebenarnya sudah membuat momunitas itu pun bersikap negatif satu sama lain..... seperti ada yang dianggap sebagai kesayangan boss besar atau penjilat boss besar.... duh, miris memang... tapi ini lumrah terjadi. Aku masih menganggapnya normal akibat dari rentetan kepemimpinan yang menyedihkan itu.
Aku.... aku sendiri hanya bisa berbaur, melihat dan belajar. Tapi sayangnya, yang bisa kulakukan hanya menguatkan dan menjadi kuat.... bukan proses bagaimana memahami sistem dan management....
Aku sudah menyerah untuk belajar kepemimpinan di tempat ini, karena mereka akan memberangus semua potensi dan kualitas dengan menggunakan aturan dan ancaman.
Disinilah aku memahami arti sebuah penindasan.
Aku tidak menyalahkan mereka yang berjuang sebatas urusan dapur keluarga.
Aku tidak dapat membenci mereka yang mengatakan sudah terlanjur hanyut dan terhilang dalam lingkaran sistem.
Aku juga tidak bisa menuntut mereka yang idealismenya terlindas dan hanya bisa mengatakan lakukan yang terbaik untuk Tuhan dan segala perkara dapat ditanggung di dalam Dia.
Tidak, tidak bisa.... mereka tidak salah.
Pemimpin pun tidak salah saat dia mempertahankan kedudukan dan jabatannya.... itupun hal yang lumrah tak terelakkan.
Aku tidak bisa marah dan menuntut hal terbaik yang menurut mereka itu terbaik hanya menurutku.
Tuhanku....
Tuhan...
Di tempat itu aku lumpuh....
Di tempat itu aaku kelu....
Di tempat itu aku menangis tak bersuara....
Di tempat itu tawa sukacita pun hanya topeng....
Di tempat itu pertemanan pun hanya sebuah pelarian....
Duh Gusti.... nyuwun pangapunten...
Ampuni kami semua yang penuh kepalsuan, tapi tak berani menghadapi kemiskinan....
Jika aku keluar, sesungguhnya aku tidak menyesal....
Jika ku dicela, sesungguhnya aku tidak menyangkal....
Aku tak lebih baik dari mereka.... aku tak lebih sempurna dari mereka.
Kini aku di luar lingkaran itu....
Aku punya senyum lega sesungguhnya...
Aku akan meletakkan mereka sebagai bagian halaman yang tertandai dan masih belum tuntas ku baca dan kurasa....
Someday my friends,
We will understand what all these things stand for,
We will accept what we are going through....
Thank you for longlife learning that all you gave me...
I never forget you all.