Sunday, May 11, 2014

The Only Decision

Tidak semua keputusan aku sesali, tapi satu keptusan ini yg berbeda. Bukannya aku sesali tapi lebih kurang ini soal bagaimana aku memandang diriku bercermin dari keputusan ini. Mereka yg merasa punya kedudukan seakan-akan meletakkanaku di tangan mereka. Tapi aku, aku tautempatku berdiri.
Hari ini putriku yg sulung, melihat bagaiman beratnya langkahku untuk menyelesaikan jalanyg tersisa. Tapi setiap pagi dia selalu berkata.... "aku bisa mengerti perasaan ibu, tapi jangan kuatir... tinggal beberapa minggu lagi!"
Satu yang aku harapkan, lepas dari semua ini aku bisa terbebas.....
Aku ingin bebaskan jiwaku dari institusi itu.
Aku tidak bermasalah dengan otoritas.... hanya saja otoritas yang tidak membumi, membuatku sesak....
Otoritas yang mendewakan sistem, adalah otoritas yg otoriter....
Otoritas yang membanggakan ketundukan bawahannya adalah otoritas yg menyangkali hakekatnya sendiri, karena tanpa bawahannya.... he is NOTHING.
Jadi, apa aku masih harus bertahan?
Tidak ada alasan....

Hanya Dia, otoritas sejatiku.... Kristus ku!

No comments:

Post a Comment