Wednesday, April 5, 2017

Mission for Desperate

Misi Tuhan bagi Mereka yang Putus Asa
Yehezkiel 37: 1-2

[1] Aku merasakan kuasa TUHAN, dan Roh-Nya membawa aku menuruni lembah yang penuh dengan tulang-tulang.

1  הָיְתָה עָלַי יַד־יְהוָה וַיֹּוצִאֵנִי בְרוּחַ יְהוָה וַיְנִיחֵנִי בְּתֹוךְ הַבִּקְעָה וְהִיא מְלֵאָה עֲצָמֹֽות׃

[1] The hand of the Lord had been on me, and he took me out in the spirit of the Lord and put me down in the middle of the valley; and it was full of bones;

Dua ayat ini menggambarkan peristiwa awal yg dialami Yehezkiel secara pribadi bersama Tuhan. Namun apa yang dialaminya mengandung makna sekaligus situasi yang paradoks. Demikian Tuhan mengingatkan kita akan apa yang terjadi di masa Yehezkiel, telah terjadi di masa kita saat ini. Tuhan ingin kita belajar memahami visi dan misinya tanpa harus kecewa dan takut akan situasi yang menimpa kita dan terjadi di sekeliling kita.
Jika mempelajari dari bahasa aslinya, Ibrani “membawa di dalam Roh” memberikan rincian tentang arti kata: yatsa dan ruach. Di dalam roh bukan hanya berarti tentang pimpinan Roh Kudus, namun juga berarti Roh Allah memperlengkapi dengan karunia; Roh Allah memberi pemahaman; Roh Allah memberi nafas; Roh Allah mengobarkan energy untuk siap (menghadapi peperangan rohani); dan, Roh Allah memberi energy hidup yang tak terpadamkan.

Hal paradoks terdapat di dalam kata-kata berikutnya, yaitu menuruni lembah atau jika diterjemahkan dari bahasa Inggris: membawaku menuruni di tengah lembah. Dalam bahasa Ibrani, “menuruni lembah” yaitu nuach dan biqah. Mengapa paradoks? “Biqah” atau lembah dalam bahasa Ibrani bukan menunjukkan tempat atau dataran. Lembah adalah tempat perlucutan atau tempat kehancuran yang berkeping-keping. Tempat di mana kita manusia merasakan kejatuhan terdalam, keputusasaan, kesedihan, kebingungan yang tak terjawab, tempat di mana kita dipermalukan dan dimusuhi.

Namun sangat kontras dengan kata “NUACH” yang dalam bahasa Ibrani berarti membawa untuk mengistirahatkan, membuat berdiam diri, memberi penghiburan, tinggal diam atau umat Kristen mengenalnya dengan kata “retreat”.

Inilah paradoks, bisakah kita beristirahat di tempat yang tidak mengenakkan? Bisakah kita berdiam diri di tempat yan penuh keputusasaan? Bisakah kita mendapat penghiburan di tempat kita dipermalukan dan dimusuhi? Tapi itu nyata, Tuhan telah melakukannya terhadap Yehezkiel.

Bagaimana dengan kita?

Saat Tuhan membawa kita di dalam roh dan menuruni lembah, yakinlah, Tuhan memimpin kita, memperlengkapi kita dan memberikan kepada kita pemahaman dan kekuatan yang tak akan padam dan mati, sehingga kita pun diberiNya istirahat, penghiburan atau retreat, meskipun  kita ada di tempat yang penuh kekacauan, kedukaan, kehancuran, kebingungan, permusuhan, bahkan semua yang disekitar kita telah hancur lebur seperti tulang belulang.

Kasih Tuhan itu luar biasa, janjiNya ada disetiap firmanNya. Jangan takut, karena Dia tidak akan membiarkan kita tanpa RUACH dan NUACH di semua pergumulan kita di akhir jaman ini.

1 Petrus 3: 14-15
“Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar.
Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat”

Thursday, November 12, 2015

Killing the Noise

In some other time, I know that words is not enough.
I know that words are useless.
I know that words are needed to be killed.
I know that words are too many in my mind.
I know that I have to say .... just shut up!!!
I know that from now on I kill my words.

Sunday, July 27, 2014

Both Side of Story: Between being Accepted and Hated

Merasakan pertentangan yg bukan bermakna keabadian itu seperti mendengar jompa jampi tanpa wujud supranatural.... kosong! Seperti anak kecil yang memperebutkan es krim yg sudah leleh....

Saat aku menyentuh dasar, kau menyentuh langit
Saat aku menyentuh hati, kau menyentuh nalar
Saat aku menyentuh kebebasan, kau menyentuh fatwa
Saat aku menyentuh keinginan, kau menyentuh penyangkalan
Saat aku menyentuh penerimaan, kau menyentuh kebencian

Bukannya aku protagonis dan kau antagonis
Tapi aku yang selalu kau sebut antagonis, apatis dan pesimis.
Aku hanya coba memahami apapun yg semesta ini bukakan
Tapi menurutmu itu salah dari mata dogma dan fatwa!!
Aku gagal hanya satu hal....
Aku gagal memahamimu!!

Untuk seseorang yg dulu dan sampai sekarang masih kuanggap sahabat!!
"It's funny to know we end up like this"

Wednesday, June 25, 2014

A Tearfull Letter from My Student

Memorable experience

It's very hard to find a teacher like you, care about her students, see her students happy, know their feelings..it's very rare..I'm grateful to be your student. Because of you, I can walk through my path, pass all my problem, change my fate, gain a confidence,courage,spirit,motivation..all you have done because you care about me. You don't want to see your student suffer...when I see you, it feels like you're my other parent...and you remind me of my teacher that same as you from the past. But why the good things that cannot last long? Why the precious things in our life can't we kept forever? To be honest, I want you to teach me more..not only english but the meaning of this life..if I beside you I feel safe, peace,calm. You are my favorite teacher. Farewell my teacher, my final wish, not for me but for you, I wish you the best of luck, bright future too. And now for my last words of...."Teacher, I"ll miss you"....                                       -steven-"Even you go to the further place, there's to be a connection between student and teacher." -edward s-

I never forget their face when I listened all their stories and feeling shared.
They said they have learned a lot from me....no, actually it was I who learned a lot from them.

Sunday, June 22, 2014

The Struggle from Nowhere

Setahun memang bukan waktu yg singkat untuk berteman jika kita menghitungnya tiap jam. Tapi, setahun tetaplah singkat untuk mengenal lebih jauh sebuah perjuangan.
Di sebuah sekolah besar seperti "batu karang", hanya kesempurnaan yang dituntut..... daya tahan yang cukup untuk bekerja.... ketahanan akan penderitaan yang tak boleh sirna hanya oleh tangis....
Aku tidak pernah menyangkali, jika saat aku di sana, aku belajar banyak....aku menyebutnya sebagai "touchstone".... entah itu batu loncatan atau batu sentuhan sebelum aku tahu hal yg lebih besar lagi. Mengapa aku percaya akan hal yang lebih besar..... di tempat inilah aku melihat bagaimana sebuah kepemimpinan yang konyol, namun selalu terselamatkan oleh ketekunan dan keteguhan para pengikutnya.
Di tempat inilah aku nyata-nyata melihat, sebuah pemeliharaan Tuhan yang luar biasa.
Pengikut dengan latar belakang kebutuhan akan keuangan dan dengan impian sebagai tenaga pengajar.
Awalnya ingin aku pahami, bagaimana seorang pemimpin seperti itu, para pengikutnya masih dapat bertahan. Seorang pemimpin seharusnya memberi inspirasi bagi pengikutnya sebagai motor penggerak mengerjakan visi dan misi. Namun sayang tidak terjadi demikian.
Bayangakan, setiap pagi.... sang pemimpin hanya mencela dan menganggap semua anak buahnya adalah para pecundang yang hanya mencari keuntungan diri sendiri. Kemudian koordinasi yang dilakukan hanyalah peringatan2 tentang kesalahan dan ancaman2 tentang pelanggaran.
Hari-hari ibarat beban menekan pundak dan pikiran apatis tentang diri. Namun yang terhebat adalah bagaimana para pengikut itu saling menyembuhkan, saling menguatkan, saling melindungi, saling menutupi, saling mengingatkan dan saling menghiburkan....
Memang tidak sempurna keterkaitan mereka, ada pula yang munafik, cari selamat sendiri, atau saling menyikut pun ada.... tapi satu atau dua terang saja hadir di antara mereka, maka hal positif pun tak terelakkan.
Sebenarnya banyak hal negatif yg tercipta, sikap pemimpin yg negatif itu sebenarnya sudah membuat momunitas itu pun bersikap negatif satu sama lain..... seperti ada yang dianggap sebagai kesayangan boss besar atau penjilat boss besar.... duh, miris memang... tapi ini lumrah terjadi. Aku masih menganggapnya normal akibat dari rentetan kepemimpinan yang menyedihkan itu.
Aku.... aku sendiri hanya bisa berbaur, melihat dan belajar. Tapi sayangnya, yang bisa kulakukan hanya menguatkan dan menjadi kuat.... bukan proses bagaimana memahami sistem dan management....
Aku sudah menyerah untuk belajar kepemimpinan di tempat ini, karena mereka akan memberangus semua potensi dan kualitas dengan menggunakan aturan dan ancaman.
Disinilah aku memahami arti sebuah penindasan.
Aku tidak menyalahkan mereka yang berjuang sebatas urusan dapur keluarga.
Aku tidak dapat membenci mereka yang mengatakan sudah terlanjur hanyut dan terhilang dalam lingkaran sistem.
Aku juga tidak bisa menuntut mereka yang idealismenya terlindas dan hanya bisa mengatakan lakukan yang terbaik untuk Tuhan dan segala perkara dapat ditanggung di dalam Dia.
Tidak, tidak bisa.... mereka tidak salah.
Pemimpin pun tidak salah saat dia mempertahankan kedudukan dan jabatannya.... itupun hal yang lumrah tak terelakkan.
Aku tidak bisa marah dan menuntut hal terbaik yang menurut mereka itu terbaik hanya menurutku.
Tuhanku....
Tuhan...
Di tempat itu aku lumpuh....
Di tempat itu aaku kelu....
Di tempat itu aku menangis tak bersuara....
Di tempat itu tawa sukacita pun hanya topeng....
Di tempat itu pertemanan pun hanya sebuah pelarian....
Duh Gusti.... nyuwun pangapunten...
Ampuni kami semua yang penuh kepalsuan, tapi tak berani menghadapi kemiskinan....
Jika aku keluar, sesungguhnya aku tidak menyesal....
Jika ku dicela, sesungguhnya aku tidak menyangkal....
Aku tak lebih baik dari mereka.... aku tak lebih sempurna dari mereka.

Kini aku di luar lingkaran itu....
Aku punya senyum lega sesungguhnya...
Aku akan meletakkan mereka sebagai bagian halaman yang tertandai dan masih belum tuntas ku baca dan kurasa....

Someday my friends,
We will understand what all these things stand for,
We will accept what we are going through....
Thank you for longlife learning that all you gave me...
I never forget you all.

Friday, June 13, 2014

Thank you students from X-12, SMA Petra 1 Surabaya

They always make me learn how to understand what they need. They make me try my best in teaching. They make me happy to be their best friend. They make me encourage my self to share life and love. Thank you for the best experience in a year. I will never forget you all

Monday, May 12, 2014

Sitting with my Bestfriend in the Library

At 11.07 I sit with my bestfriend at school. She always encourage me whenever I am down and trapped in boring zone. We have the same passion about students and vision in education. Sometimes, I don't agree with her opinion but somehow.... I don't know.... her opinions trigger a lot my conscience toward myself. Beside her, I contemplate a lot about God's love, even she has her own struggle about it. But her spirit is like sparkle in the dark.... we spend our time together, our last time in Petra together. Thanks God for giving her in this chapter of my life. She cheers me up.... she makes my life both complicated and simple... just remember the way she laughed, I can move on.
Bless her.....
Love her....
Thank you bu Juanita ♡♥